Selamat datang di Portal KKMSB hadir dengan berbagai informasi mengenai Mandar dan Sulawesi Barat

Profil Titiek Puspa dan Perjalanan Kariernya hingga Meninggal di Usia 87 Tahun

Titiek Puspa. (Foto: Instagram @titiekpuspa_official)  Baca artikel detikjateng, "Profil Titiek Puspa dan Perjalanan Kariernya hingga Meninggal di Usia 87 Tahun" selengkapnya https://www.detik.com/jateng/berita/d-7863203/profil-titiek-puspa-dan-perjalanan-kariernya-hingga-meninggal-di-usia-87-tahun.  Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
Titiek Puspa. (Foto: Instagram @titiekpuspa_official) Baca artikel detikjateng, "Profil Titiek Puspa dan Perjalanan Kariernya hingga Meninggal di Usia 87 Tahun" selengkapnya https://www.detik.com/jateng/berita/d-7863203/profil-titiek-puspa-dan-perjalanan-kariernya-hingga-meninggal-di-usia-87-tahun. Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Kabar duka mengguncang dunia hiburan Tanah Air. Salah satu penyanyi dan aktris legendaris, Titiek Puspa, dikabarkan meninggal dunia pada Kamis, 10 April 2025 pukul 16.25 WIB. Profil Titiek Puspa pun menjadi sorotan karena nama besarnya.

Dilansir detikPop, kabar wafatnya Titiek Puspa dikonfirmasi langsung oleh sang manajer. "Iya sekitar 15 menit lalu," ujar Mia, manajernya melalui sambungan telepon, Kamis (10/4/2025).

Sebelumnya, Titiek Puspa dikabarkan mengalami pendarahan otak kiri saat sedang menjalani proses syuting program Lapor Pak di Trans 7 pada malam 26 Maret 2025. Menurut penuturan anak pertamanya, Petty Tunjungsari, sang ibu sempat menyelesaikan beberapa segmen sebelum akhirnya pingsan sekitar pukul 20.30 WIB. Titiek Puspa kemudian segera dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.

Lantas, bagaimanakah profil Titiek Puspa sebenarnya? Mari kita simak penjelasan yang dihimpun detikJateng dari buku Musisiku oleh Komunitas Pencinta Musik Indonesia, Terlengkap Kumpulan Lagu Wajib Nasional, Lagu Daerah, dan Lagu Anak Indonesia oleh Wildan Bayudi, 100 Great Women-suara Perempuan Yang Menginspirasi Dunia oleh Redaksi Jogja Bangkit, serta laporan detikPop berikut ini!

Profil Titiek Puspa

Titiek Puspa, seorang legenda musik Indonesia, lahir di Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan, pada 1 November 1937. Nama aslinya adalah Sudarwati. Namun karena sakit-sakitan saat kecil, keluarganya mengganti namanya menjadi Kadarwati, lalu Sumarti, sebelum akhirnya menetap pada nama panggung 'Titiek Puspa'. Nama ini berasal dari nama panggilan sehari-harinya, Titiek, dan nama ayahnya, Tugeno Puspowidjojo, yang kemudian diambil bagian 'Puspa' sebagai penghormatan.

Keluarga Titiek pindah ke Semarang ketika usianya belum genap tiga bulan. Di kota inilah kecintaan terhadap dunia musik mulai tumbuh. Semasa kecil, ia sering bernyanyi untuk menghibur diri sendiri di tengah kondisi tubuhnya yang sering sakit. Ia sangat mengidolakan Bing Slamet dan menjadikan dunia seni suara sebagai pelarian sekaligus mimpi yang ingin ia kejar. Masa kecilnya dilalui di tengah masa pendudukan Jepang yang penuh keterbatasan. Titiek bahkan pernah menceritakan bahwa saat itu keluarganya harus bertahan hidup dengan memakan kulit pisang bekas tentara Jepang.

Walau tumbuh dalam keluarga sederhana dan menghadapi hidup yang berat, Titiek tidak kehilangan semangat untuk berkarya. Meskipun ayahnya sempat menentang keputusannya meniti karier di bidang seni, kakak-kakaknya memberi dukungan penuh. Salah satu kakaknya bahkan diam-diam memberi surat izin agar ia bisa pergi ke Jakarta mengikuti kompetisi menyanyi. Tekad itu menjadi titik awal dari kariernya yang kelak melegenda.

Perjalanan Karier Titiek Puspa

Karier Titiek Puspa di dunia seni dimulai sejak remaja. Pada tahun 1954, ia memenangkan juara II dalam kompetisi Bintang Radio RRI Semarang untuk kategori hiburan. Kemenangan ini membuka jalan baginya untuk tampil bersama Orkes Simfoni Jakarta yang dipimpin oleh Sjaiful Bahri. Di malam penganugerahan, ia membawakan lagu 'Chandra Buana' karya Ismail Marzuki, dan tak lama setelah itu, ia menjadi penyanyi tetap orkes tersebut.

Tahun 1955 menjadi tonggak penting dalam hidupnya. Ia melakukan rekaman pertamanya di Lokananta, perusahaan rekaman pertama milik pemerintah Indonesia. Sejak saat itu, kariernya terus melejit. Lagu-lagu ciptaannya mulai menarik perhatian publik, termasuk Presiden Sukarno yang sampai memintanya tampil di Istana Negara. Ia dikenal tidak hanya sebagai penyanyi, tapi juga pencipta lagu ulung. Albumnya yang kedua, 'Si Hitam dan Pita' (1963), mencakup lagu 'Pantang Mundur' yang kemudian menjadi lagu nasional yang menginspirasi semangat kebangsaan.

Titiek Puspa juga aktif di dunia film dan seni peran. Ia membintangi sedikitnya 21 film layar lebar dan menjadi ikon lintas generasi. Lagu-lagunya seperti 'Kupu-Kupu Malam', 'Apanya Dong', 'Gang Kelinci', hingga 'Bing' (sebuah penghormatan untuk mendiang Bing Slamet), menunjukkan kemampuannya menangkap realitas sosial dengan sensitivitas tinggi. Ia tak segan menulis lagu dari kisah hidup orang lain, bahkan tema yang dianggap tabu sekalipun, seperti pelacuran dalam 'Kupu-Kupu Malam', disampaikan dengan cara yang humanis dan puitis.

Di masa Orde Baru, ia menciptakan lagu 'Bapak Pembangunan' sebagai bentuk penghormatan kepada Presiden Soeharto. Meski demikian, ia dikenal sebagai sosok yang netral secara politik dan lebih fokus pada kontribusi seni daripada menyuarakan agenda tertentu. Ia sering membuat lagu-lagu himne atau mars tanpa meminta bayaran, dan aktif dalam kegiatan sosial seperti kampanye anti-AIDS.

Tahun 1974 menjadi momen penting ketika lagu ciptaannya 'Cinta', yang dinyanyikan oleh Broery Marantika, mewakili Indonesia dalam ajang World Popular Song Festival di Budokan Hall, Tokyo. Meski hanya sampai semifinal, ini membuktikan kualitas musiknya di kancah internasional. Karyanya 'Harar Kasib' bahkan meraih Bronze Prize di The World Song Festival di Los Angeles, 1984, melalui suara Euis Darliah.

Pada 1994, ia mendapat penghargaan Pengabdian Panjang di Dunia Musik dari BASF Award ke-10. Di tahun 2004, beberapa musisi lintas generasi seperti Chrisye, Iwan Fals, Project Pop, Kahitna, hingga Peterpan, merilis album tribute berjudul 'From Us to You' sebagai bentuk penghormatan terhadap karier panjang Titiek Puspa.

Perjalanan kariernya menembus zaman. Perjalanan musik Titiek Puspa melewati delapan era presiden, mulai dari Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Sukarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, Joko Widodo, bahkan masih sempat menyaksikan awal masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Sempat Mengidap Kanker

Pada tahun 2012, Titiek Puspa sempat didiagnosis menderita kanker serviks stadium satu. Kabar ini sempat mengejutkan publik karena di usia yang tak lagi muda, ia harus menghadapi penyakit serius tersebut. Ia menjalani berbagai pengobatan, termasuk pengobatan medis di Singapura. Namun, hasilnya tidak menunjukkan perkembangan yang berarti.

Tak menyerah, Titiek kemudian mencoba pendekatan alternatif. Ia menjalani meditasi secara rutin dan mulai mengonsumsi berbagai herbal. Tak disangka, pendekatan holistik tersebut membuahkan hasil positif. Ia dinyatakan sembuh dari kanker dan kembali menjalani hidup dengan penuh semangat, meskipun tidak lagi seproduktif masa mudanya.

Kesembuhannya dari kanker menjadi kisah inspiratif bagi banyak orang, terutama mereka yang juga sedang berjuang melawan penyakit. Dalam banyak kesempatan, ia membagikan kisah penyembuhannya dengan harapan bisa menjadi motivasi bagi orang lain.

Titiek Puspa adalah saksi sejarah musik Indonesia lintas zaman. Ia tak hanya menyaksikan, tapi menjadi bagian penting dari perjalanan budaya bangsa. Ia berpulang pada 10 April 2025, dalam usia 87 tahun, meninggalkan warisan abadi bagi dunia seni Indonesia.

Itulah tadi profil lengkap Titiek Puspa yang tetap berkarya hingga akhir hayatnya. Selamat jalan, Eyang Titiek Puspa!

(sto/apu)

News

  • Hits: 7

Related Articles